Senin, 30 November 2015

IT CONTROL

Pengendalian komputer adalah hal yang penting. Pengendalian ini, yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI dan audit TI, terbagi menjadi dua kelompok umum, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
      Pengendalian komputer adalah hal yang penting. Pengendalian ini, yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI dan audit TI, terbagi menjadi dua kelompok umum, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
A.   Pengendalian Umum (General Control)
Pengendalian umum berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan system, dan pemeliharaan program.
a)      Operasi pusat data, meliputi tinakan backup, pengesetan dan pengecekan kompuuter, dan tindakan-tindakan kontijensi ketika terjadi bencana atas pusat data.
b)      Software sistem, pengendalian atas perolehan, penggunaan dan perawatan software baik system operasi maupun software pendukung lainnya termasuk software keamanan, basis dara dan yang lain.
c)      Keamanan akses, semua akses ke system harus diotorsisasi yang dapat berupa id khusus dengan password atau nomor-nomor tertentu.
d)      Metodologi pembangunan, dokumentasi yang diharuskan, pengesahan dan pengujian untuk menekan biaya pengembangan sistem.
B.   Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Pengendalian ini didesain untuk memastikan kelengkapan dan akurasi pemrosesan transaksi, otorisasi dan validasi. Dalam banyak kasus, pengecekan computer dapat mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi serta mengoreksi kesalahan. Pengendalian umum diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengendalian aplikasi, sedangkan pengendalian aplikasi diperlukan untuk memastikan pemrosesan transaksi yang akurat dan lengkap.
Macam-macam Pengendalian Aplikasi
a)      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut. Untuk pengendalian akses terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi
b)      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam system telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c)      Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu:
·    Tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen
·     Tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
d)      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukakn beberapa  pengecekakn baik secara otomatis maupun manual.
e)      Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan ditemukan anomali-anomali seperti anomali penambahan, anomali penghapusan, maupun anomali pemuktahiran/pembaruan.

Sumber :
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

COSO INTERNAL CONTROL FRAMEWORK





Menurut Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) internal control adalah suatu proses yang dijadikan oleh dewan, direksi, manajemen, dan staff untuk membuat reasonable assurance mengenai efektivitas dan efisiensi operasional, reliabilitas pelaporan keuangan, kepatuhan atas hokum dan peraturan yang berlaku.
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
a)      Contol Environment (Lingkungan Pengendalian)
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menentukan arah dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah :
·   Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika
·  Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
·  Manajemen melalui pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan, wewenang, dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
·  Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompetensinya sejalan dengan tujuan.
·  Organisasi meyakinkan individu untuk bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.
b)      Risk Assesment (Penilaian Risiko)
Perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Risiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi.
Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO adalah sebagai berikut:
·  Organisasi menetapkan tujuan dengan jelas untuk memungkinkan dilakukannya identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
·    Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko tersebut harus dikelola.
·  Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
·  Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan yang dapat memengaruhi sistem pengendalian internal.
c)       Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
COSO menegaskan mengenai prinsip dalam organisasi yang dapat mendukung aktivitas pengendalian, yaitu:
· Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalan yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima.
· Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
· Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.
d)      Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang terkait di dalamnya. Kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh SIA berdampak pada kemampuan pihak manajemen untuk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam hubungannya dengan operasional perusahaan serta membuat laporan keuangan yang andal.
Menurut COSO, ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal, yaitu:
·   Organisasi memeroleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
·     Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.
·  Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal menganai hal-hal yang memengaruhi fungsi pengendalian internal.
e)      Monitoring Activities (Aktivitas Pemantauan)
Pihak manajemen harus memastikan bahwa pengendalian internal berfungsi seperti yang dimaksudkan. Aktivitas Pemantauan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan lancer.
Menurut COSO, ada dua prinsip yang mendukung Aktivitsa Pemantauan, yaitu:
·         Melakukan evaluasi secara berkelanjutan dan atau secara terpisah.
·         Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan yang ada.
Sumber :
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Wahyuni, Dewi. 2014. Pengendalian Internal (COSO).

Minggu, 29 November 2015

FRAUD TREE

FRAUD TREE

Fraud tree terbagi menjadi 3, yaitu :
A.      Corruption
B.      Asset Misappropriation
C.      Financial Statement Fraud

A.     Corruption
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk kolusi dengan pihak luar. Penelitian oleh ACFE mengidentifikasi empat jenis umum korupsi, yaitu konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economixtortion).
a)      Konflik kepentingan (conflict of interest)
Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketiga ketika melaksanakan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika konflik karyawan tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian finansial, maka telah terjadi penipuan.
b)      Penyuapan (bribery)
Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permintaan, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban utamanya.
c)      Penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities)
Melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran, atau permintaan atas suatu yang bernilai karena tindakan resmi yang dilakukan. Ini hamper sama dengan penyuapan, tetapi transaksi terjadi setelah fakta ini.
d)      Pemerasan secara Ekonomi (Economic Extortion)
Adalah penggunaan (atau mengamcam menggunakan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) oleh seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Sesuatu yang bernilai dapat berupa aktiva keuangan ekonomi, informasi, atau kerja sama untuk mendapat keputusan yang diinginkan mengenai suatu yang dikaji.

B.      Asset Misappropriation
Penyalahgunaan asset dapat digolongkan ke dalam Kecurangan Kas dan Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya.
Asset Misappropriation biasanya dilakukan dengan bebrapa cara cara, antara lain:
a)   Skimming: Dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
b)  Larceny: Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree, larceny ada 5 yaitu billing schemes, payroll schemes, expense reimbursement schemes, check tampering dan register disbursement.
·    Billing Schemes: yaitu skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
·    Payroll Schemes: adalah skema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawa fiktif, atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
·     Expense Reimbursement Schemes: yaitu skema melalui pembayaran kembali biaya-biaya. Misalnya biaya perjalanan, rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biaya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
·   Check Tampering : yaitu pemalsuan cek.
·   Register Disbursement: adalah mengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register, skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua, yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.

C.      Financial Statement Fraud
ACFE membagi jenis fraud ini menjadi 2 macam, yaitu Asset/Revenue Overstatement dan Asset/Revenue Understatement. Fraud jenis ini berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain :
·         Memalsukan bukti transaksi
·         Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari seharusnya
·    Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk menaikkan atau menurunkan laba
·   Menerapkan metode pengakuan asset sedemikian rupa sehingga asset nampak lebih besar dibandingkan yang seharusnya
·    Menerapkan metode pangkuan liabilitas sedemikian rupa sehingga liabilitas menjadi nampak lebih kecil dibandingan yang seharusnya.

Sumber:
Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1 Jilid 4. Jakarta : Salemba Empat
Santoso, Ari. 2015. Fraud Tree dan Pencegahannya.
Sayuti, Ahmad. 2013. Pengertian Fraud dan Piracy.

Senin, 23 November 2015

Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

SISTEM BUKU BESAR UMUM (General Ledger System – GLS)
            Sistem buku besar umum adalah suatu pusat yang terhubung ke system-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Rangkuman transaksi-transaksi yang terjadi mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan sistem pelaporan keuangan (FRS). Kumpulan informasi yang mengalir ke GLS berasal dari subsistem siklus transaksi dan informasi itu juga mengalir dari FRS sebagai umpan balik ke GLS.
·         VOUCHER JURNAL
Adalah sumber input bagi buku besar umum. Voucher jurnal dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentifikasikan jumlah keuangan dan akun buku besar yang dipengaruhi. Voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, voucher jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
·         BASIS DATA GLS
Basis data GLS terdiri atas berbagai file, diantaranya adalah :
-   File Master Buku Besar Umum : file utama dalam basis data GLS. FRS menggunakan file ini untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan, dan MRS menggunakan file ini untuk mendukung kebutuhan informasi internal.
-    File Sejarah Buku Besar Umum : Tujuan dari file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis.
-    File Voucher Jurnal : File ini memiliki tujuan yang sama seperti buku besar umum tradisional.
-       File Sejarah Voucher Jurnal : Berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Merupakan bagian penting dalam jejak audit perusahaan.
-    File Pusar Pertanggungjawaban : MRS menggunakan file ini untuk dimasukkan dalam persiapan laporan pertanggungjawaban manajemen.
-     File Master Anggaran : Berisi jumlah anggaran pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat pertanggungjawaban.
·         PROSEDUR GLS
Proses pembaruan GLS sederhana secara konseptual, seperti yang ditampilkan oleh system manual.

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
          Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal ditetapkan oleh standar hokum dan professional. Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak, dan dokumen yang diperlukan oleh lembaga yan menerapkan peraturan tersebut. Kewajiban pelaporan ini dipenuhi melalui komponen FRS dari GL/FRS.
            Penerima utama dari laporan keuangan adalah para pengguna eksternal seprti pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Karena itu, informasi pelaporan keuangan harus disajikan oleh perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan dapat dipahami.
·         PENGGUNA YANG CANGGIH DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI YANG HOMOGEN
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya berfariasi, maka laporan keuangan harus memiliki kandungan informasi yang berguna bagi setiap pihak.
·         AKTIVITAS FRS
Sumber Input
Output
-    File master buku besar umum
-    File sejarah buku besar umum
Input langsung dari pelaporan keuangan
-  Laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas)
-       Laporan analisis keuangan
-       Laporan keuangan komparatif
-       Pengembalian pajak
-       Laporan khusus untuk badan penetap UU

·         PROSES AKUNTANSI KEUANGAN
      Dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Lalu terdapat langkah berikut:
1.      Mencatat transaksi
2.      Mencatat di jurnal khusus
3.      Membukukan ke buku besar pembantu
4.      Membukukan ke buku besar umum
5.      Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuaikan
6.      Membuat jurnal penyesuaian
7.      Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian
8.      Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan
9.      Menyiapkan laporan keuangan
10.  Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup
11.  Menyiapkan neraca percobaan pascapenutupan
Proses akuntansi tersebut memiliki tiga tahap yang berbeda, yaitu :
1.         Tahap I – Prosedur haria
2.         Tahap II – Prosedur akhir periode
3.         Tahap III – Prosedur pelaporan keuangan

·         ISU PENGENDALIAN GL / FRS
1.      Otorusasi Transaksi
 Penting bagi integritas catatan akuntansi bahwa voucher jurnal diotorisasi dengan benar oleh manajer yang bertanggung jawab di departemen tersebut.
2.      Pemisahan Tugas
Tugas memperbaharui buku besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akuntansi dan penawasan aktiva dalam perusahaan.
3.      Pengendalian Akses
Memiliki dua akses yaitu akses langsung dan tidak langsung. Kekhawatiran terhadap akses langsung dikurangi dengan memastikan voucher jurnal hanya dibukukan oleh individu yang diotorisasi.
4.      Catatan Akuntansi
 Jika didasarkan padabagan akun yang memadai, catatan-catatan tersebut sepenuhnya mendeskripsikan aktivitas perusahaan.
5.      Verivikasi Independen
 Buku besar umum digambarkan sebagai suatu langkah verivikasi independen di dalam SIA. 

GL/FRS BERBASIS KOMPUTER
·     
·         GL/FRS WARISAN YANG MENGGUNAKAN PEMROSESAN BATCH DAN FILE DATAR
Sistem otomatis ini mencerminkan prosedur manual.
Kelebihan
Kelemahan
-       Pengendalian
-       Pelaporan
- Tidak efisien
Rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan

·         REKAYASA ULANG GL/FRS MENGGUNAKAN FILE AKSES LANGSUNG
Memungkinkan pengguna akhir memperbaharui buku besar setelah setiap satu batch transaksi diproses.
Kelebihan
Kelemahan
- Mengatasi kelemahan sistem tradisional
-  Kesalahan dan peristiwa yang tidak biasa, yang memerlukan investigasi dapat diidentifikasi.
- Perusahaan harus menerapkan pengendalian yang membatasi aksesnya.


SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
            Meskipun tidak wajib, MRS telah lama secara tidak formal dianggap sebagai elemen penting dalam system pengendalian internal perusahaan. Sistem pelaporan yang mengarahkan perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu juga mempromosikan efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan bisnis organisasi dan memungkinkan para manajer untuk mengawasi dan mengendalikan operasi mereka.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MRS
·         PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan yang spontan, melaikan terdiri dari serangkaian langkah-langkah sistematis.
-       Mengidentifikasi Masalah
Seorang manajer harus mengidentifikasi kasusnya melalio analisis sebelum ia dapat menentukan pemecahannya. Usaha perbaikan yang terburu-buru dapat semata-mata hanya menutupi gejala, sehingga dapat merusak kesehatan jangka panjang perusahaan.
-       Mengevaluasi Solusi Alternatif
Dalam mengambil keputusan, manajer harus mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua solusi alternative yang layak.
-       Implementasi Solusi Terbaik
Sistem pelaporan manajemen berperan penting dalam tahap pengambilan keputusan ini. MRS juga dapat mengingatkan manajer mengenai hal-hal yang perlu diperiksa dan baras waktu yang utama.
-       Melakukan Peninjauan Pascaimplementasi
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan apakah keputusan dan proses pengambilan keputusan sudah tepat.
·         ·         PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
-       Formalisasi Pekerjaan (Formalization of Tasks)
Tujuan formalisasi pekerjaan adalah untuk menghindari suatu struktur organisai di mana kinerja, kemampuan, dan eksistensi berkelanjuran perusahaan bergantung pada individu tertentu.
-       Tanggung Jawab dan Wewenang (Responsibility)
Prinsip tanggung jawab merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanggung jawa juga terkait erat dengan prinsip wewenang.
-       Jangkauan Pengendalian (Span of Control)
Suatu perusahaan dengan jangkauan pengendalian sempit, memiliki bawahan yang lebih sedikit melapor ke pihak manajemen. Sehingga lebih baik itu adalah yang memiliki jankauan pengendalian yang lebih luas, karena memungkinkan lebih banyak otonomi pegawai dalam pengambilan keputusan.
-       Manajemen dengan Pengecualian
Para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah daripada terlibat dalam setiap aktivitas atau keputusan.
  • FUNGSI, TINGKAT, DAN JENIS KEPUTUSAN MANAJEMEN

S·         STRUKTUR MASALAH
Struktur masalah mencerminkan seberapa baik pengambilan keputusan memahami masalah tersebut.
Terdapat 3 elemen dalam struktur masalah:
1.      Data—Nilai
2.      Prosedur—Urutan
3.      Tujuan—Hasil
Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi tertentu. Kebutuhannya tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan solusi belum sepenuhnya dikembangkan.

·  ·         JENIS LAPORAN MANAJEMEN
-       Tujuan Laporan :
1.      Mengurangi tingkat ketidak pastian
2.      Memenuhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif
-       Pelaporan Terprogram
Memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna. Terdapat dua subkelas laporan terporgram yaitu laporan terjadwal dan laporan menurut permintaan.
-       Atribut Pelaporan
Agar efektif, suatu laporan harus memiliki atribut berikut ini:
1.      Relevan
2.      Ringkas
3.      Berorientasi Pengecualian
4.      Akurat
5.      Lengkap
6.      Singkat
-       Pelaporan Khusus
Manajer tidak selalu dapat mengantisipasi kebutuhan informasinya. Hal ini terjadi terutama bagi manajemen tingkat atas dan menengah.
-       Akuntansi Pertanggungjawaban
Arus informasi ke atas dan ke bawah mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban :
1.    Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer
2.      Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan.
-       Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengoordinasikan kegiatan operasi ke dalam unit yang disebut sebagai pusat pertanggungjawaban. Bentuk paling umum dari pusat pertanggungjawaban ini adalah pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
-       Pertimbangan perilaku
1.      Keserasian Tujuan
2.      Informasi yang berlebihan
3.      Ukuran kinerja yang tidak tepat


sumber : Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1 Jilid 4. Jakarta : Salemba Empat